Kamis, 07 Juni 2012

Bagaimana Menyikapi Khilafiyah di dalam Islam


Pengertian khilafiyah
Khilafiyah adalah perbedaan pendapat di kalangan ummat beragama itu sendiri, baik mengenai hukumnya, tata cara dalam melakukan ibadah dan yang lainnya. Seringkali kita merasa bingung, bimbang dan bengong melihat begitu banyak perbedaan di kalangan ummat islam, kita tidak tahu mana yang benar, mana yang salah, dan juga kita tidak tahu mana yang harus kita pilih dan menjadi panutan dalam hidup ini. Sehingga terjadi perpecahan di kalangan ummat islam itu sendiri, antara satu dengan beberapa kelompok lainnya saling mementingkan kelompoknya sendiri, tanpa melihat persamaan di dalam islam itu sendiri. Mereka mengganggap bahwa kelompoknyalah yang benar dan kelompok yang lain salah.
Seperti yang kita lihat saat sekarang ini, banyak sekali perbedaan di kalangan ummat islam itu sendiri:
  1. Perbedaan di dalam menentukan kapan bulan ramadhan dan juga kapan dua hari raya besar islam dilaksanakan.
  2. Perbedaan di dalam hukum islam itu sendiri.
    Misal: anjing haram atau tidak, hukum bersentuhan setelah berwudhu.
  3. Perbedaan di dalam melaksanakan tata cara islam.
    Misal: Qunut Shubuh, Sholat Tarawih, Sholat Jum’at, Yaa-Sin & Tahlil, Sholawat dan Wirid-Wirid Panjang.

Jikalau, kita lihat dari perbedaan-perbedaan diatas semuanya yang berbeda hanyalah cara berpikir manusia di dalam mengahadapi sesuatu dan perasaan manusia terhadap sesuatu hal dan ketauhidan manusia terhadap Tuhannya itu tidak berbeda.
“Sesungguhnya perbedaan itu adalah rahmat”
Bagaimana jadinya, jikalau kita melihat semua manusia itu sama, semua pohon itu sama, semua tanaman itu sama, semua rumah itu sama, semua tempat itu sama dan semua apa yang ada di dunia ini sama? Maka jawabannya adalah membosankan.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang tidak kita ketahui.

Kembali lagi kepada judul kita yaitu khilafiyah, maka khilfiyah pun tidak terlepas dari keberagaman cara berpikir manusia di dalam menghadapi sesuatu dan juga keberagaman perasaan manusia di dalam merasakan sesuatu, tetapi semuanya itu hanyalah bertujuan untuk ketauhidan kepada Allah.
Lain halnya kalau kita berpendapat bahwa semua agama itu sama dan bertujuan baik untuk manusia dan juga alam, seperti yang saya lihat film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang menggambarkan atau menceritakan bahwa semua agama itu sama dan hanya bertujuan untuk kebaikan manusia dan juga alam.

Menurut saya, semua agama itu tidak sama, walaupun semua tujuan daripada agama itu adalah untuk kebaikan manusia dan juga alam.
Apalagi yang namanya agama islam, di dalam Firman Allah SWT dijelaskan di dalam surat Al-Kafirun:
ö@è% $pkšr'¯»tƒ šcrãÏÿ»x6ø9$# ÇÊÈ Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? ÇËÈ Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç7ôãr& ÇÌÈ Iwur O$tRr& ÓÎ/%tæ $¨B ÷Lnt6tã ÇÍÈ Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç6ôãr& ÇÎÈ ö/ä3s9 ö/ä3ãYƒÏŠ uÍ<ur ÈûïÏŠ ÇÏÈ
1.  Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2.  Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3.  Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4.  Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5.  Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6.  Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Telah dijelaskan diatas, bahwasanya agama islam tidak menyembah apa-apa yang bukan agama islam, karena agama yang diridhoi disisi Allah adalah agama islam, dan islam hanyalah menyembah Tuhan seru sekalian alam, Tuhan manusia, Tuhan yang sebenar-benarnya tuhan. Walaupun semua tujuan daripada agama itu adalah untuk kebaikan manusia dan juga alam.”

Baiklah kita ambil contoh:
Ujian kelulusan sekolah, semua orang bertujuan untuk lulus sekolah, dan lulus sekolah adalah tujuan yang baik. Berbagai macam cara dilakukan seseorang, mulai dari belajar yang tekun, menyontek, kerja sama dalam ujian, menyogok guru untuk lulus ekolah dll. Walaupun semua tujuannya adalah sama, tetapi cara di dalam meraih tujuan tersebut berbeda, yang benar adalah orang-orang yang meraih tujuan tersebut dengan cara yang benar pula. Begitu juga dengan pernyataan diatas “walaupun semua tujuan agama itu untuk tujuan kebaikan manusia dan alam, tetapi cara di dalam meraih tujuan tersebut berbeda, dan cara yang benarlah yang akan meraih tujuan tersebut dengan benar.