Kamis, 05 April 2012

Cerita Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

a.       Kisah hidup seorang guru
Suyitno adalah seorang guru SD di kecamatan banyuasin, pekerjaannya sehari-hari hanyalah mengajar dan memberi les privat kepada anak-anak yang ada disana, selama dia mengajar jarang sekali dia digaji dengan uang, penduduk disana lebih suka memberikan hasil palawijanya kepada guru tersebut, seperti: padi, jagung, ubi, pisang, dan sayur-sayuran, karena maklum saja mata  pencaharian penduduk sekitar hanyalah sebagai seorang tani dan nelayan, sehingga memaksa suyitno untuk mencari uang lebih dengan bekerja sambilan sebagai seseorang pedagang, dan yang dijualnya pun adalah pemberian dari penduduk sekitar.
Suyitno mempunyai seorang istri dan dua orang anak, beruntungnya mertua suyitno adalah seorang yang kaya, sehingga ia tidak pusing-pusing memberikan nafkah kepada istrinya dan juga anaknya, tetapi suyitno tidak mengetahui bahwa istrinya sudah bosan dengan gaji suaminya yang pas-pasan. Sehingga membuat istrinya ingin bercerai darinya, ditambah lagi dengan anaknya yang sakit dan suaminya tidak mau menemani mereka dikala mereka membutuhkannya, dan juga belum lagi desakan dari orang-tua si istri yang mendesak istrinya untuk bercerai dan menikah dengan lelaki yang sudah mapan hidupnya, walaupun lelaki tersebut sudah mempunyai istri.
Keadaan tersebut membuat suyitno bimbang, bingung, bengong melihat kehidupannya yang sembrawut belum lagi dia bekerja hanyalah sebagai tenaga honorer, dan dia sudah berusaha sebisa mungkin dengan cara yang halal tetap tidak bisa dan guru muda yang juga menjadi guru di sekolahan yang sama dengannya sudah menjadi PNS,  dan dia tanyakan bagaimana bisa menjadi PNS, pemuda tersebut menjawab “ya, dengan uang pelicinlah, kalau kita tidak memberikan apa-apa kepada mereka, maka mereka pun tidak akan memberikan apa-apa kepada kita”, mendengar hal itu suyitno pun beristighfar, karena maklum saja suyitno sudah dididik oleh kedua orang-tuanya dengan ajaran islam, ajaran yang tulus ikhlas dalam mengharapkan ridho Allah, walaupun hidupnya susah di dunia, dia tidak mau hidupnya juga susah di akhirat, toh pekerjaan yang dijalankannya adalah pekerjaan yang halal dan mempunyai nilai leluhur, dan dia berharap kelak nanti muridnya semua sukses sehingga negeri ini maju, makmur dan menjunjung tinggi nilai leluhur.