Sabtu, 22 Desember 2012

Perspektif Islam

KEMBALI KEBAWAH
KEMBALI KETENGAH
Perspektif Islam Dalam Menyikapi Perbedaan Pendapat di Kalangan Ummatnya Sendiri
A.    Pengertian khilafiyah
Khilafiyah adalah perbedaan pendapat di kalangan ummat beragama itu sendiri baik mengenai hukumnya, tata cara di dalam melaksanakan ibadah dan yang lainnya. Sering kali kita merasa bingung, bimbang dan bengong melihat begitu banyak perbedaan di kalangan ummat islam. Kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, dan juga kita tidak tahu mana yang harus kita pilih dan menjadi panutan dalam hidup ini. Sehingga terjadi perpecahan di kalangan ummat islam itu sendiri. Antara satu dengan beberapa kelompok lainnya saling mementingkan kelompoknya sendiri tanpa melihat persamaan di dalam islam itu sendiri. Mereka mengganggap bahwa kelompoknya lah yang benar dan kelompok yang lain salah.
Seperti yang kita lihat saat sekarang ini, banyak sekali perbedaan di kalangan ummat islam itu sendiri. Seperti:
1.      Perbedaan di dalam menentukan kapan bulan ramadhan dan juga kapan dua hari raya besar dilaksanakan.
2.      Perbedaan di dalam hukum islam itu sendiri.
Missal: anjing haram atau tidak, hukum bersentuhan setelah berwudhu.
3.      Perbedaan di dalam melaksanakan islam itu sendiri.
Missal:  qunut shubuh, sholat tarawih, sholat jum’at, yaa-sin & tahlil, sholawat dan wirid.
Jikalau kita lihat dari perbedaan-perbedaan diatas semuanya yang berbeda hanyalah cara berpikir manusia di dalam menghadapi sesuatu, ketauhidan ummat islam terhadap tuhannya tidaklah berbeda.
“sesungguhnya perbedaan itu adalah rahmat”
Bagaimana jadinya, jikalau kita melihat semua manusia itu sama, semua pohon itu sama, semua tanaman itu sama, semua rumah itu sama, semua tempat itu sama, semua apa yang ada di dunia ini adalah sama? Maka jawabannya adalah membosankan. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa-apa yang tidak kita ketahui. Kembali lagi kepada judul kita yaitu khilafiyah, maka khilafiyah pun tidak dari keberagaman cara berpikir manusia dalam menghadapi sesuatu dan juga keberagaman perasaan manusia dalam merasakan sesuatu, tetapi semuanya itu hanyalah bertujuan untuk ketauhidan kepada Allah.
Lain halnya kalau kita berpendapat bahwa semua agama itu adalah sama dan bertujuan baik untuk manusia dan juga alam. Seperti yang saya lihat di film yang disutradarai oleh hanung bramantyo yang menggambarkan atau menceritakan bahwa semua agama itu adalah sama dan hanya bertujuan untuk kebaikan manusia dan juga alam.
Menurut saya semua itu tidaklah benar, semua agama itu tidak sama, walaupun semua tujuan daripada agama adalah untuk kebaikan manusia dan juga alam.
Apalagi  yang namanya agama islam, di dalam firman Allah SWT dijelaskan di dalam surat Al-kaafirun:
ö@è% $pkšr'¯»tƒ šcrãÏÿ»x6ø9$# ÇÊÈ Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? ÇËÈ Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç7ôãr& ÇÌÈ Iwur O$tRr& ÓÎ/%tæ $¨B ÷Lnt6tã ÇÍÈ Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç6ôãr& ÇÎÈ ö/ä3s9 ö/ä3ãYƒÏŠ uÍ<ur ÈûïÏŠ ÇÏÈ
1.  Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2.  Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3.  Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4.  Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5.  Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6.  Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Telah dijelaskan pada diatas, bahwasanya agama islam tidak menyembah apa-apa yang bukan agama islam, karena agama yang diridhoi disisi Allah adalah agama islam, dan islam hanyalah menyembah Tuhan seru sekalian alam, tuhan manusia, tuhan yang sebenar-benarnya tuhan.
“walaupun semua tujuan daripada agama adalah untuk kebaikan manusia dan juga alam.”
Baiklah kita ambil contoh ujian kelulusan sekolah, semua orang bertujuan untuk lulus sekolah, berbagai macam cara dilakukan mulai dari belajar yang tekun, menyontek, kerja sama dalam ujian, menyogok guru untuk lulus sekolah dll. Walaupun semua tujuannya adalah sama tetapi cara di dalam meraih tujuan tersebut berbeda. Yang benar adalah orang-orang yang meraih tujuan tersebut dengan cara yang benar pula.
Begitu pula dengan pernyataan diatas “walaupun semua tujuan agama itu untuk tujuan kebaikan manusia dan alam.” Tetapi cara di dalam meraihnya yang berbeda, dan cara yang benarlah yang akan meraih tujuan tersebut dengan benar.

KEMBALI KEATAS